Flash kebanyakan dipakai pada saat memotret di indoor atau keadaan dimana kukurangan cahaya, tetapi kalau kita tidak mengerti cara pelaksanaannya maka hasil foto tidak akan maksimal, bisa saja terlalu terang atau kurang terang. Jadi didalam artikel ini saya ingin menjelaskan perbedaan dari direct flash dan bounch flash.
Direct Flash auto mode, f/2.8 1/60 ISO 200 |
bounce flash, f/4 1/25 ISO 200 |
Direct flash
Adalah cahaya flash yang langsung diarahkan ke objek. Cara ini adalah cara yang paling umum dipakai setiap orang, biasanya pada kamera digital poket/DSLR sudah tersedia fasilitas tersebut.
Apa yang terjadi ketika kita menggunakan direct flash:
- Warna objek terlihat tajam dan flat, cara mengatasinya coba kurangi shutter speed menjadi 1/15 atau 1/30 (tergantung sikon) dan jarak antara kamera dengan objek jangan terlalu dekat, selain itu bisa juga menggunakan defuser, kalau pada kamera pocket bisa menggunakan tissue dipasang didepan flash.
- Terdapat bayangan yang keras dibelakang objek, jadi cobalah untuk menjauhkan objek dengan background untuk mengurangi bayangan yang keras.
- Muncul efek mata merah (red eye), ini bisa terjadi karena pupil mata yang membesar pada saat cahaya gelap, tiba-tiba dikejutkan cahaya flash yang terang, yg berakibat cahaya dari pupil memantul ke lensa kamera, terjadilah red eye.Jadi gunakanlah red eye reduction di ruangan gelap, kalau masih merah akali dengan mengubah sudut datangnya cahaya flash agar tidak langsung mengenai mata.
- Terkadang dengan mode auto, objek yang difoto terlihat terang dan latar belakangnya terlihat gelap, jadi coba gunakan speed rendah, jangan takut hasilnya blur, karena objek yang terkena flash sudah dibekukan (freeze), cara ini bisa dikukan mode shutter priority dimana bisa merubah speed shutternya dan aperturenya otomatis mengikuti sendiri, kalau mode M keduanya bisa dirubah sesukanya.
Fill-in Flash
Seperti direct flash tetapi kekuatan cahaya yang dikeluarkan sekedar untuk menyeimbangkan antara warna objek dan bayangan. Biasanya cara ini dipakai pada saat sumber cahaya sangat keras dan terdapat bayangan yang keras pula dari suatu objek. Selain itu digunakan pada saat cahaya berada di belakang objek, kecuali memang ingin mendapatkan hasil foto siluet (objek gelap dan background terang). Dengan demikan gunakan flash untuk fill in objek tersebut.
Bounce Flash
Bounch flash adalah cahaya flash yang bisa dipantulkan sesuai keinginan kita, biasanya kalau didalam ruangan dipantulkan ke atap-atap ruangan sehingga cahaya yang datang ke arah objek jauh lebih lembut/lunak daripada direct flash yang justru menyebabkan penerangan kasar (harsh) dan juga menyebabkan detail-detail tertentu hilang.
Cuma sayangnya untuk digital kamera pocket yang bisa dipasang external flash tidak banyak, untuk canon cuma tipe powrshot G9, sekarang sudah keluar yang G10 yang terdapat hot shoe untuk pemasangan external flash, lagian kamera ini dibilang kecil juga tidak, harga juga relatif mahal, cuma hasilnya sih bagus selama settingannya tepat.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bounce flash, yakni;
- Misalnya kita hendak memotret objek yg berjarak 3 meter dari kita. Jika dalam posisi 0 derajat (direct flash) aperture yg dipakai adalah f/8, maka kalau ingin flash diarahkan 45 derajat (bounce), kita harus melebarkan aperture 1 stop menjadi f/5.6. Kalau flash diarahkan 90 derajat aperturenya dilebarkan 2 stop menjadi f/2.8. tentu saja ini sekedar panduan, pelaksanaannya tergantung di lapangan.
- Biasanya teknik bounce dipakai di dalam ruangan, bukan berarti ruangannya seperti hall, karena jika jarak antara cahaya flash ke atap terlalu jauh, hasilnya sama saja seperti tidak memakai flash, cuma mengandalkan ambient light (cahaya dalam ruangan).
- Lebih baik bidang pantulnya berwarna putih dan jangan yang gelap, sebab selain warna putih akan menyebabkan foto tercampur dengan warna cahaya tersebut dan kalau bidangnya gelap, cahaya flash akan mudah terserap.
- biasanya cahaya dari atas dapat menyebabkan bayangan keras seperti dibawah hidung atau leher, ini bisa diatasi dengan ditempelkannya card putih pada head flash yang diarahkan ke objek, biasanya ada beberapa flash yang sudah tersedia fasilitas itu.
Tanpa Flash
Apakah memotret tanpa flash bisa menghasilkan foto yang bagus?
Sebenarnya memotret tanpa flash tidak dianjurkan kecuali kalau memang cahaya sudah cukup memadai. Selain itu ada juga tempat-tempat tertentu yang tidak boleh menggunakan flash, jadi salah satu trik yang bisa digunakan adalah memperbesar ISO, semakin besar nilai ISO, semakin besar pula kepekaan cahaya dalam suatu ruangan, kemudian speednya juga harus lambat. Mungkin untuk digital kamera pocket agak susah, mengingat kalau ISO tinggi gambar yang dihasilkan noise (bintik-bintik kasar). Kalau anda punya lensa yang bukaannya besar lalu ada IS (image stabilizer) pasti bisa bagus hasilnya, cuma sayang harganya selangit
ISO 200 tanpa flash f/2.8 1/6 |
ISO 800 tanpa flash f/2.8 1/25 (lebih terlihat noise) |
Contoh ini menggunakan camera Canon Powershot G9
model sih kurang bagus dan tebal, tapi hasil fotonya lumayan |
LCD besar tp preview di LCD tidak sama dgn di computer, lebih kasar di camera |
bagusnya ada hot shoe buat flash external |
Sumber : http://dannyprijadi.wordpress.com/
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung
jangan lupa untuk Follow blog ini.